Jumat, 30 Agustus 2013

Struktur Sel

Secara umum suatu sel dapat dibedakan atas bagian-bagian: dinding sel, membran sel, sitosol, dan organel sel.
1.    Dinding sel 
Dinding sel hanya ditemui pada sel tumbuhan. Bagian ini disusun oleh selulosa saat sel masih muda,  dan sejalan dengan proses penuaan sel akan mengalami penimbunan lignin (lignifikasi) sehingga dinding sel menjadi kuat dan liat. Karena alasan inilah dinding sel digunakan untuk melindungi dan memberi bentuk sel. 
Antar dinding sel yang berdekatan ditembus oleh pori kecil yang disebut noktah. Di dalam noktah ini terdapat pemanjangan sitoplasma yang menembus antar sel dan disebut plasmodesmata, yang berfungsi sebagai penghantar rangsang antar sel tumbuhan. Lihat gambar berikut.
 Struktur Sel  

2.    Membran Sel 
Bahan utama yang menyusun membran sel adalah lipoprotein, yaitu suatu bahan yang dibentuk oleh lemak dan protein. Membran sel dibentuk oleh dua lapisan fosfolipid. Protein yang terdapat pada bagian luar atau bagian dalam lapisan fosfolipid disebut protein perifer atau protein ekstrinsik, sedangkan protein yang menembus kedua lapisan fosfolipid disebut protein integral atau protein intrinsik. Pada bagian fosfolipid biasa dijumpai gugus glikolipid, sedangkan pada bagian protein bisa dijumpai glikoprotein. 
Lapisan fosfolipid dibedakan atas bagian ‘kepala’ dan ‘ekor’. Bagian kepala bersifat hidrofil (suka air) sedangkan bagian ekor bersifat hidrofob (benci air). Itu sebabnya bagian ekor selalu berhadapan karena di luar dan di dalam sel terdapat cairan ekstraseluler dan intraseluler. 
Karena membran sel dibentuk oleh struktur lipoprotein tersebut maka membran sel bersifat selektif permeabel, sehingga dipergunakan untuk mengatur transpor zat dari dan ke dalam sel. Lihat gambar berikut.

 Struktur Sel  

3.    Sitosol/protoplasma 
Sitosol atau protoplasma ada dua bagian, yang di dalam sel disebut sitoplasma dan yang ada di dalam inti disebut nukleoplasma. Sebagai suatu isi sel yang hidup sitosol terdiri dari air (70% – 90%), bahan organik, dan bahan anorganik. Sehubungan dengan itu sitosol memiliki sifat fisika dan sifat kimia.

Sifat fisika protoplasma 
Protoplasma merupakan sistem larutan. Ada tiga macam sistem larutan:

  • Solusi : bila dalam larutan diameter zat terlarutnya < 0,0001 mm
  • Suspensi : bila dalam larutan diameter zat terlarutnya > 0,1 mm
  • Koloid : bila dalam larutan diameter zat terlarutnya antara 0,001 mm sampai 0,1 mm
Bagian yang terbesar dari protoplasma adalah sistem koloid. Sehubungan dengan hal itu protoplasma dapat mengalami: 
  • perubahan kekentalan koloid sol ke gel dan sebaliknya. Bila kadar air tinggi koloid bersifat sol, dan bila kadar air rendah koloid bersifat gel.
  • mengalami gerak Brown, suatu gerak acak molekul dalam koloid yang dipengaruhi oleh muatan listrik, berat jenis, dan suhu.
  • mengalami efek Tyndall, suatu proses pemendaran cahaya bila suatu koloid dikenai seberkas sinar.
 Struktur SelContoh efek Tyndall. Tabung kiri berwarna kuning adalah larutan, sedang sebelah kanan adalah koloid. Perhatikan bahwa seberkas cahaya akan memendar bila dilewatkan pada suatu larutan koloid.
 Struktur SelGambar bawah : Manakah yang koloid?
Sifat kimia protoplasma 
Protoplasma memiliki sifat dan aspek kimia sebagai berikut: 

  • berdasar analisis abu yang dilakukan oleh Sachs protoplasma disusun oleh unsur-unsur: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg, Fe, Na, Cl, dan I
  • senyawa anorganik yang menyusun protoplasma antara lain air, asam, misalnya: HNO3, HCl; basa, misalnya: NaOH, KOH; garam, misalnya: NaCl, MgCl, NaHCO3
  • senyawa organik yang menyusun protoplasma adalah karbohidrat, lemak, dan protein.
- See more at: http://biologimediacentre.com/struktur-sel/#sthash.8xHvWhL1.dpuf

Organel-organel sel

Suatu sel, baik sel hewan maupun sel tumbuhan, memiliki banyak organel dengan fungsi tertentu. Ada beberapa perbedaan organel pada sel hewan bila dibandingkan dengan sel tumbuhan. Untuk lebih jelas perhatikan gambar dan penjelasan berbagai organel sel berikut ini.
 Organel organel sel
Organel-organel sel
Inti (nukleus)
Inti bertugas mengendalikan semua aktivitas sel mulai metabolisme hingga pembelahan sel. Pada sel eukariotik, inti diselubungi oleh membran inti (karioteka) rangkap dua dan berpori, sedangkan pada sel prokariotik inti tidak memiliki membran. Di dalam inti didapati cairan yang disebut nukleoplasma, kromosom yang umumnya berupa benang kromatin, dan anak inti (nukleolus) yang merupakan tempat pembentukan asam ribonukleat (ARN).
 Organel organel sel
Retikulum Endoplasma
Organel ini berupa sistem membran yang berlipat-lipat, menghubungkan antara membran sel dengan membran inti, dan berperan dalam proses transpor zat intra sel. Ada dua macam RE yaitu RE halus dan RE kasar yang permukaannya ditempeli banyak ribosom.
 Organel organel sel
Ribosom
Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein dan merupakan contoh organel yang tidak bermembran. Organel ini terutama disusun oleh asam ribonukleat, dan terdapat bebas dalam sitoplasma maupun melekat pada RE.
 Organel organel sel
Badan Golgi
Organel ini berbentuk seperti kantong pipih, berfungsi dalam proses sekresi lendir, glikoprotein, karbohidrat, lemak, atau enzim, serta berfungsi membentuk lisosom. Karena fungsinya dalam hal sekresi, maka badan golgi banyak ditemui pada sel-sel penyusun kelenjar.
 Organel organel sel
Lisosom
Berbentuk kantong-kantong kecil dan umumnya berisi enzim pencernaan (hidrolisis) yang berfungsi dalam peristiwa pencernaan intra sel. Sehubungan dengan bahan yang dikandungnya lisosom memiliki peran dalam peristiwa: 
  • pencernaan intrasel:    mencerna materi yang diambil secara fagositosis
  • eksositosis :pembebasan sekrit keluar sel
  • autofagi : penghancuran organel sel yang sudah rusak
  • autolisis : penghancuran diri sel dengan cara melepaskan enzim pencerna dari dalam lisosom ke     dalam sel. Contoh peristiwa ini adalah proses kematian sel secara sistematis saat pembentukan jari tangan, atau hilangnya ekor berudu yang mulai beranjak dewasa.
 Organel organel sel
 Organel organel sel
Mitokondria
Mitokondria adalah organel yang berfungsi sebagai tempatrespirasi aerob untuk pembentukan ATP sebagai sumber energi sel. Organel yang hanya dimiliki oleh sel aerob ini memiliki dua lapis membran. Membran bagian dalam berlipat-lipat dan disebut krista, berfungsi memperluas permukaan sehingga proses pengikatan oksigen dalam respirasi sel berlangsung lebih efektif. Bagian yang terletak diantara membran krista berisi cairan yang disebut matriks banyak mengandung enzim pernafasan atau sitokrom.
 Organel organel sel
Mikrotubulus dan Mikrofilamen (sitoskeleton)Mikrotubulus berbentuk seperti benang silindris, disusun oleh protein yang disebut tubulin. Sifat mikrotubulus kaku sehingga diperkirakan berfungsi sebagai ‘kerangka’ sel karena berfungsi melindungi dan memberi bentuk sel. Mikrotubulus juga berperan dalam pembentukan sentriol, silia, maupun flagela.
Mikrofilamen mirip seperti mikrotubulus, tetapi diameternya lebih kecil. Bahan yang membentuk mikrofilamen adalah aktin dan miosin seperti yang terdapat pada otot. Dari hasil penelitian diketahui ternyata mikrofilamen berperan dalam proses pergerakan sel, endositosis, dan eksositosis. Gerakan Amuba merupakan contoh peran dari mikrofilamen.
 Organel organel sel
Sentrosom
Sentrosom merupakan organel yang disusun oleh dua sentriole. Sentriole berbentuk seperti tabung dan disusun oleh mikrotubulus yang terdiri atas 9 triplet,  terletak di dekat salah satu kutub inti sel. Sentriole ini berperan dalam proses pembelahan sel dengan membentuk benang spindel. Benang spindel inilah yang akan menarik kromosom menuju ke kutub sel yang berlawanan.
 Organel organel sel
Vakuola
Merupakan rongga yang terbentuk di dalam sel, dan dibatasi membran yang disebut tonoplas. Pada tumbuhan vakuola berukuran sangat besar dan umumnya termodifikasi sehingga berisi alkaloid, pigmen anthosianin, tempat penimbunan sisa metabolisme, ataupun tempat penyimpanan zat makanan. Pada sel hewan vakuolanya kecil atau tidak ada, kecuali hewan bersel satu. Pada hewan bersel satu terdapat dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan yang berfungsi dalam pencernaan intrasel dan vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai osmoregulator.
 Organel organel sel
Plastida
Merupakan organel yang umumnya berisi pigmen. Plastida yang berisi pigmen klorofil disebut kloroplas, berfungsi sebagai organel utama penyelenggara prosesfotosintesis. Kromoplas adalah plastida yang berisi pigmen selain klorofil, misalkan karoten, xantofil, fikoerithrin, atau fikosantin, dan memberikan warna pada mahkota bunga atau warna pada alga. Plastida yang tidak berwarna disebut leukoplas, termodifikasi sedemikian rupa sehingga berisi bahan organik. Ada beberapa macam leukoplas berdasar bahan yang dikandungnya: amiloplas berisi amilum, elaioplas (lipoplas) berisi lemak, dan proteoplas berisi protein.
 Organel organel sel
Peroksisom atau Badan Mikro
Peroksisom merupakan kantong kecil yang berisi enzim katalase, berfungsi menguraikan peroksida (H2O2) yang merupakan sisa metabolisme yang bersifat toksik menjadi air dan oksigen. Organel ini banyak ditemui pada sel hati. Glioksisom adalah badan mikro pada tumbuhan, berperan dalam proses pengubahan senyawa lemak menjadi sukrosa.
 Organel organel sel
- See more at: http://biologimediacentre.com/organel-organel-sel/#sthash.JbsTyjR5.dpuf

Teori-teori Tentang Sel

Kata sel berasal dari bahasa Inggris “cell” yang artinya kotak kecil. Hal ini sesuai dengan pengamatan yang dilakukan oleh Robert Hooke saat pertamakali melihat sel dari sayatan tipis gabus dengan mikroskop buatannya sendiri. Yang tampak pada saat itu hanyalah kotak-kotak kecil yang kosong tanpa isi.
 Teori teori Tentang SelInilah kira-kira model Robert Hooke
 Teori teori Tentang SelHebat. Dengan mikroskop ciptaannya sendiri inilah Hook mengamati bentuk sel yang pertama kali.
 Teori teori Tentang SelInilah bentuk sel yang diamati Hooke. Preparat diambil dari sayatan tipis gabus. Itu sebabnya hanya tampak kotak-kotak kecil kosong tidak ada isinya, karena sel-selnya sudah mati.
Teori-teori tentang sel
Sejalan dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan telah banyak yang diketahui mengenai sel bahkan sampai struktur yang terkecil. Tokoh-tokoh berikut ini mengemukakan pendapatnya tentang sel sesuai dengan hasil penelitiannya masing-masing.
TOKOHTEMUAN
 Teori teori Tentang SelJohanes Purkinje : yang pertamakali menggunakan istilah protoplasma untuk menyebut bahan-bahan embrional dalam telur
Felix Durjadin : menggunakan istilah protoplasma untuk menyebut cairan yang ada dalam sel
 Teori teori Tentang SelRobert Brown : dalam penelitiannya menemukan inti sel, dan menyatakan bahwa inti sel (nukleus) merupakan bahan yang terpenting dalam suatu sel
 Teori teori Tentang SelSchleiden (atas) dan Schwann (bawah) : menyatakan bahwa sel merupakan unit struktural makhluk hidup
 Teori teori Tentang SelMax Schultze : menyatakan bahwa sel merupakan unit fungsional kehidupan
 Teori teori Tentang SelRudolf Virchoff : mengatakan bahwa setiap sel berasal dari sel sebelumnya (omne cellulla ex cellullae), sehingga ia menyatakan bahwa sel merupakan unitpertumbuhan
Boveri : mengatakan bahwa sifat menurun dari orangtua diturunkan kepada anak-anaknya melalui sel, sehingga ia menyatakan bahwa sel merupakan unit heredita
- See more at: http://biologimediacentre.com/teori-teori-tentang-sel/#sthash.cCxzpNvV.dpuf

Keanekaragaman hayati (biodiversitas)

Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah. Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan spesies, maupun tingkatan ekosistem. Gampangnya, keanekaragaman hayati adalah semua jenis perbedaan antar mahkluk hidup.
Berdasarkan hal tersebut, para pakar membedakan keanekaragaman hayati menjadi tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman genkeanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.

1. Keanekaragaman gen

Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang terdapat di dalam kromosom. Setiap individu mempunyai kromosom yang membawa sifat menurun (gen) dan terdapat di dalam inti sel. Perbedaan jumlah dan susunan faktor menurun tersebut akan menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen.
Makhluk hidup satu spesies (satu jenis) bisa memiliki bentuk, sifat, atau ukuran yang berbeda. Bahkan pada anak kembar sekalipun terdapat perbedaan. Semua perbedaan yang terdapat dalam satu spesies ini disebabkan karena perbedaan gen.
anekaayam Keanekaragaman hayati (biodiversitas)
Perbedaan sesama ayam (satu spesies) termasuk keanekaragaman gen

Jadi, keanekaragaman gen adalah segala perbedaan yang ditemui pada makhluk hidup dalam satu spesies. Contoh keanekaragaman tingkat gen ini misalnya, tanaman bunga mawar putih dengan bunga mawar merah yang memiliki perbedaan, yaitu berbeda dari segi warna. Atau perbedaan apa pun yang ditemui pada sesama ayam petelor dalam satu kandang.

2. Keanekaragaman jenis

Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai persamaan secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya (interhibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan generasinya. Kumpulan makhluk hidup satu spesies atau satu jenis inilah yang disebut dengan populasi.
Keanekaragaman jenis adalah segala perbedaan yang ditemui pada makhluk hidup antar jenis atau antar spesies. Perbedaan antar spesies organisme dalam satu keluarga lebih mencolok sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antar individu dalam satu spesies (keanekaragaman gen).
keanekaragaman hayati Keanekaragaman hayati (biodiversitas)
Keanekaragaman jenis adalah perbedaan makhluk hidup antar spesies. Contohnya sangat banyak.
Contohnya, dalam keluarga kacang-kacangan dikenal kacang tanah, kacang buncis, kacang hijau, kacang kapri, dan lain-lain. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut kita dapat dengan mudah membedakannya karena di antara mereka ditemukan ciri khas yang sama. Akan tetapi, ukuran tubuh atau batang, kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji, serta rasanya berbeda.
Contoh lainnya terlihat keanekaragaman jenis pada pohon kelapa, pohon pinang, dan juga pada pohon palem.

3. Keanekaragaman ekosistem

Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Suatu lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu jenis makhluk hidup saja, tetapi juga akan dihuni oleh jenis makhluk hidup lain yang sesuai. Akibatnya, pada lingkungan tersebut akan dihuni berbagai makhluk hidup berlainan jenis yang hidup berdampingan.
Perbedaan komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda. Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah tersebut juga bervariasi baik mengenai kualitas maupun kuantitasnya. Variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi ini akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Contoh ekosistem adalah: hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-lain.
Jadi keanekaragaman ekosistem adalah segala perbedaan yang terdapat antar ekosistem. Keanekaragaman ekosistem ini terjadi karena adanya keanekaragaman gen dan keanekaragaman jenis (spesies).
Keanekaragaman%252520Hayati Keanekaragaman hayati (biodiversitas)hutan1 Keanekaragaman hayati (biodiversitas)Sonoran%252520Desert Keanekaragaman hayati (biodiversitas)tropis Keanekaragaman hayati (biodiversitas)
Keanekaragaman ekosistem terbentuk karena keanekaragaman gen dan keanekaragaman spesies

Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem misalnya: pohon kelapa banyak tumbuh di daerah pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan pohon palem dan pinang tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah.
Simpulannya adalah, keanekaragaman gen menyebabkan munculnya keanekaragaman species, dan akhirnya menyebabkan munculnya keanekaragaman ekosistem. Itu semua disebut keanekaragaman hayati.
- See more at: http://biologimediacentre.com/keanekaragaman-hayati-biodiversitas/#sthash.ClSbCrf4.dpuf

Macam klasifikasi makhluk hidup

Klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan ke dalam kelompok tertentu. Pengelompokan ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya), yaitu mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar. Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi atau sistematik.
Prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan membentuk takson. Takson adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak persamaan ciri. Takson dibentuk dengan jalan mencandra objek atau makhluk hidup yang diteliti dengan mencari persamaan ciri maupun perbedaan yang dapat diamati.

Tujuan dan manfaat klasifikasi

Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah:
  • mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki
  • mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis yang lain
  • mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup
  • memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya
Berdasarkan tujuan tersebut, sistem klasifikasi makhluk hidup memiliki manfaat seperti berikut.
  • Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
  • Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain.

Macam klasifikasi makhluk hidup

Ada bermacam sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem klasifikasi ini berkembang mulai dari yang sederhana hingga berdasar sistem yang lebih modern.
1. Sistem artifisial / buatan
Sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang ditetapkan oleh peneliti sendiri, misalnya, ukuran, bentuk, dan habitat makhluk hidup. Penganut sistem ini di antaranya Aristoteles dan Theophratus (370 SM).
2. Sistem natural / alami
Sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri struktur tubuh eksternal (morfologi) dan struktur tubuh internal (anatomi) secara alamiah. Penganut sistem ini, di antaranya, Carolus Linnaeus (abad ke-18). Linnaeus berpendapat bahwa setiap tipe makhluk hidup mempunyai bentuk yang berbeda. Oleh karena itu, jika sejumlah makhluk hidup memiliki sejumlah ciri yang sama, berarti makhluk hidup tersebut sama spesiesnya. Dengan cara ini, Linnaeus dapat mengenal 10.000 jenis tanaman dan 4.000 jenis hewan.
3. Sistem modern (filogenetik)
Sistem klasifikasi makhluk hidup berdasarkan pada hubungan kekerabatan secara evolusioner. Beberapa parameter yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah sebagai berikut:
  • Persamaan struktur tubuh dapat diketahui secara eksternal dan internal
  • Menggunakan biokimia perbandingan. Misalnya, hewan Limulus polyphemus, dahulu dimasukkan ke dalam golongan rajungan (Crab) karena bentuknya seperti rajungan, tetapi setelah dianalisis darahnya secara biokimia, terbukti bahwa hewan ini lebih dekat dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti ini, Limulus dimasukkan ke dalam golongan laba-laba.
  • Berdasarkan genetika modern. Gen dipergunakan juga untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup. Adanya persamaan gen menunjukkan adanya kekerabatan.

Langkah-langkah klasifikasi

Langkah-langkah klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. mengidentifikasi objek berdasar ciri-ciri struktur tubuh makhluk hidup, misalnya, hewan atau tumbuhan yang sama jenis atau spesiesnya
2. setelah kelompok spesies terbentuk, dapat dibentuk kelompok-kelompok lain dari urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut.

  • Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson genus.
  • Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson famili.
  • Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson ordo.
  • Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson kelas.
  • Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson filum (untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan).
Dengan cara tersebut terbentuklah urutan hierarki atau tingkatan klasifikasi makhluk hidup. Urutan klasifikasi dari tingkatan yang terbesar hingga terkecil adalah sebagai berikut:
1. kingdom (kerajaan)
2. divisio atau filum
3. kelas (classis)
4. ordo (bangsa)
5. famili (suku)
6. genus (marga)
7. spesies (jenis)

levels of classification Macam klasifikasi makhluk hidup
Contoh klasifikasi Harimau
Mengingat keperluannya, kadang-kadang di antara dua tingkatan terdapat sub-sub, seperti subkingdom, subfilum, subordo, dan subspesies. Demikian pula di bawah kelompok spesies masih ditempatkan kelompok varietas dan di bawah varietas terdapat strain. Semakin ke atas urutan tingkatan klasifikasi, hubungan kekerabatan makhluk hidup semakin jauh, sedangkan semakin ke bawah hubungan kekerabatannya semakin dekat.
- See more at: http://biologimediacentre.com/macam-klasifikasi-makhluk-hidup/#sthash.ZSyi10CL.dpuf

Virus : Tatanama Binomial Nomenklatur

496px Carl von Linn%C3%A9 Tatanama Binomial NomenklaturDulu kita pernah bahas tentang materi klasifikasi pada mahkluk hidup, termasuk pula manfaat dan tujuan klasifikasi.  
Sekarang kita akan bahas mengenai penamaan pada makhluk hidup. Tatacara pemberian nama pada mahkluk hidup ini didasarkan pada metode yang disebut Binomial Nomenklatur yang diciptakan oleh Carolus Linnaeus.




Binomial nomenklatur artinya penamaan dengan dua kata. Jadi semua makhluk hidup diberi nama yang terdiri atas 2 kata dari Bahasa Latin atau yang dilatinkan. Lihat contoh berikut:
  • Padi : Oryza sativa
  • Jagung : Zea mays
  • Kucing : Felix domestica
  • Macan : Felix tigris
  • Macan tutul : Phantera pardus
Perhatikan bahwa nama makhluk hidup di atas terdiri atas 2 kata, dengan pokok peraturan sebagai berikut:
  • Kata pertama menunjukkan tingkat Genus, dan kata kedua menunjukkan tingkat Spesies.
  • Nama tingkat genus ditulis dengan huruf awal kapital (huruf) besar, dan nama tingkat spesies ditulis dengan huruf awal huruf kecil
  • Jika ditulis dengan huruf tegak kedua kata harus digarisbawahi (misalnya Oryza sativa) atau ditulis miring/italic (misalnya Oryza sativa)
  • Apabila nama terdiri atas lebih dari dua kata, maka kata kedua dan berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung. Misalnya: Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis.
  • Jika memiliki subspesies, nama tersebut ditambahkan pada kata ketiga. Jadi, pada subspesies terdiri atas tiga kata. Sistem penamaan yang terdiri atas tiga suku kata disebut Trinomial nomenklatur, contohnya, Felix maniculata domestica (kucing rumah/piaraan
  • Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama species tersebut, contohnya Zea mays L. (yang memberi nama jagung adalah Linnaeus)
Lantas, mengapa makhluk hidup harus diberi nama sesuai peraturan seperti itu? Dengan menerapkan tatanama binomial nomenklatur tersebut bertujuan agar semua orang di seluruh dunia tahu mengenai makhluk hidup yang dimaksud, sehingga tidak bingung. Contohnya untuk nama daerah pisang, orang Jawa Tengah menyebutnya gedang, padahal kalau orang Jawa Barat gedang berarti pepaya.
Mengapa harus dengan Bahasa Latin? Konon Bahasa Latin ini bahasa yang sudah baku dan tidak berkembang lagi. Jadi dengan menggunakan Bahasa Latin penamaan makhluk hidup menjadi tetap dan tidak bakal berubah.
- See more at: http://biologimediacentre.com/tatanama-binomial-nomenklatur/#sthash.7qCQZWuM.dpuf

Virus : Sejarah Penemuannya

Virus berarti racun. Virus memiliki sifat paling aneh di antara semua makhluk hidup, karena ia dianggap makhluk peralihan dari benda tak hidup ke benda hidup (metaorganisme). Anggapan ini didasarkan pada kenyataan bahwa virus memiliki ciri sebagai makhluk hidup dan ciri sebagai benda tak hidup. (omong-omong tahu gak bedanya benda tak hidup dengan benda mati?)

Sejarah penemuan Virus
Tersebutlah seorang ahli Botani dari Rusia bernama D.J. Ivanovsky. Pada tahun 1892, ia membuat ekstrak daun tembakau yang terserang penyakit mosaik. Selanjutnya, ekstrak tersebut disaring dengan saringan bakteri. Cairan hasil penyaringan (filtrat) kemudian dioleskan pada daun tembakau yang sehat, ternyata daun menjadi sakit karena juga terkena penyakit mosaik. Akan tetapi, jika ekstrak daun sakit tersebut dipanaskan hingga mendidih terlebih dahulu, dan setelah dingin dioleskan pada daun tembakau sehat, maka daun sehat tidak terserang penyakit ini.
virus Virus : Sejarah penemuannya (1)
Nah, Iwanovski bingung waktu itu, apa sebenarnya penyebab penyakit mosaik tersebut. Logikanya jelas bukan bakteri, karena ekstrak tersebut disaring menggunakan saringan bakteri. Jadi mestinya tidak ada bakteri yang lolos.
Terus, tahun 1893 M. Beijerinck dari Belanda juga melakukan eksperimen seperti Iwanovski. Eksperimen yang dilakukan juga tentang penyakit mosaik tembakau, juga menggunakan saringan bakteri dari bahan keramik. Hasilnya sama. Jika ekstrak dioleskan pada daun sehat, maka daun sehat juga menjadi sakit. Dia menyimpulkan bahwa penyebab penyakit mosaik daun adalah bakteri patogen yang berukuran sangat kecil, mampu berkembang biak, dan mampu menembus saringan bakteri.
Pada tahun 1935 kesimpulan Iwanovski dan Beijerink diperjelas oleh hasil penelitian Wendell M. Stanley, seorang ilmuwan Amerika Serikat. Dia berpendapat bahwa penyakit mosaik tembakau disebabkan oleh virus. Wendell berhasil mengisolasi dan mengkristalkan virus. Menurut pendapat Stanley bahwa virus bukan sel karena dapat dikristalkan. Saat berupa kristal, virus dalam keadaan tidak aktif (inaktif) seperti bukan makhluk hidup. Namun, bila kristal virus ini disuntikkan ke dalam tanaman tembakau yang sehat, maka virus akan aktif kembalidan melakukan penggandaan (reproduksi). Proses reproduksi yang dilakukan virus inilah yang menyebabkan penyakit pada tanaman tembakau.
Berkat penelitian tersebut sekarang kita tahu bahwa penyebab penyakit yang menyerang tembakau bukanlah bakteri melainkan tetapi virus yang sering disebut dengan virus mosaik tembakau (Tobacco Mosaic Virus atau TMV).
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan penelitian, sekarang telah banyak ditemukan berbagai jenis virus yang menyebabkan penyakit baik pada hewan, tumbuhan, maupun manusia. Bahkan, perkembangan terbaru di bidang bioteknologi malah bisa memanfaatkan virus untuk terapi gen.
- See more at: http://biologimediacentre.com/virus-sejarah-penemuannya-1/#sthash.VHJ8FJJM.dpuf

Virus : Ciri-ciri dan Peranannya

Virus memiliki sifat yang sangat berbeda dibandingkan dengan mikroorganisme yang lainnya. Perbedaan yang sangat mencolok adalah: virus memiliki ciri sebagai benda tak hidup, yaitu bisa dikristalkan. Dalam kondisi seperti ini virus dalam keadaan inaktif dan tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Namun begitu berada dalam tubuh makhluk hidup lain, ia mampu ‘hidup’ kembali dan menginfeksi sel-sel hidup dengan satu tujuan: reproduksi. Inilah sebabnya virus disebut sebagai metaorganisme, artinya organisme peralihan dari benda tak hidup ke benda hidup.
Berikut ini adalah ciri-ciri utama virus.
1. Ciri sebagai makhluk hidup
  • Memiliki hanya salah satu asam nukleat, yaitu DNA atau RNA saja. Materi genetis virus ini dibungkus oleh suatu protein yang disebut kapsid. Kapsid dibangun oleh subunit-subunit yang identik satu sama lain yang disebut  kapsomer. Bentuk kapsomer-kapsomer ini sangat simetris dan suatu saat dapat mengkristal. Pada beberapa virus, seperti virus herpes dan virus influenza, terdapat pula sampul atau envelope dari bahan lipoprotein (lemak dan protein). Pembungkus ini sebenarnya merupakan membran plasma yang berasal dari sel inang virus. Virus yang materi genetisnya terbungkus oleh kapsomer disebut virion atau partikel virus.
  • Bisa melakukan reproduksi (proliferasi) hanya dalam sel atau jaringan hidup. Virus tidak dapat dibiakkan pada sekerat daging atau pada medium agar-agar seperti bakteri. Jadi virus tidak memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri di luar sel-sel/jaringan hidup. Mengapa? Karena virus bukan sel. Jadi tidak memiliki organel-organel seperti sel normal lainnya. Itu sebabnya ia hanya bisa hidup dalam sel hidup untuk ‘meminjam’ organel sel hidup tersebut.
2. Ciri sebagai benda tak hidup
  • Virus bisa dikristalkan dan dapat juga dicairkan kembali.
  • Virus bukan sel karena tidak memiliki sitoplasma dan organel-organel sel, sehingga tidak mampu melakukan metabolisme mandiri.
Virus berukuran sekitar 20 – 30 nanometer (nm), 1 nm = 1/1.000.000.000 meter. Ukurannya rata-rata 50 kali lebih kecil dari bakteri sehingga hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron. Ingat bahwa Iwanovski 
dan Beijerinck yang melakukan eksperimen dengan menyaring ekstrak daun tembakau yang terkena penyakit mosaik, ternyata virus tetap lolos dari saringan bakteri, sedangkan bakteri tersaring karena ukurannya lebih besar daripada virus.

bentuk virus Virus : Ciri dan Peranan (2)
Bakteriofage
bakteriofage Virus : Ciri dan Peranan (2)
Bakteriofage (baca: bakteriofah) adalah virus yang suka menyerang bakteri (bacterion = bakteri – fage = makan). Ada bermacam-macam bentuk virus, tetapi bakteriofage inilah yang dianggap memiliki bagian-bagian tubuh yang lengkap dibandingkan bentuk yang lain. Umumnya bakteriofage sering menginfeksi bakteri Escherechia coli. Lihat gambar.

Jika diamati, tubuh bakteriofage tersusun atas kepala, ekor, dan serabut ekor. Kepala merupakan yang berbentuk polyhedral (segi banyak), di dalamnya terdapat materi genetis DNA atau RNA. Dari kepala muncul selubung memanjang yang merupakan ekor virus. Kepala dan selubung inilah yang disebut kapsid. Ekor ini bertugas sebagai alat penginfeksi dan berfungsi sebagai penerima rangsang atau reseptor yang digunakan untuk mengenali permukaan dari sel tertentu yang akan diserang.
Pada bagian dasar ekor terdapat banyak serabut ekor. Bagian ini berfungsi dalam menyerang sel bakteri dan membantu menginjeksikan DNA/RNA ke dalam sel bakteri.
Peranan virus
Bisa dikatakan, semua virus menyebabkan penyakit pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Beberapa penyakit tumbuhan yang disebabkan virus diantaranya:
  • Tobacco mosaic virus (TMV) adalah virus yang menyebabkan penyakit pada tembakau dan tumbuhan anggota suku terung-terungan (Solanaceae) lain. Gejala yang ditimbulkan adalah bercak-bercak kuning pada daun yang menyebar seperti mosaik. 
  • Virus Tungro, menyebabkan penyakit tungro, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman padi. Penyakit ini paling efektif ditularkan oleh wereng hijau (Nephotettix virescens).
  • Citrus Phloem Vein Degeneration (CPVD), penyakit ini merusak pembuluh floem pada tanaman jeruk sehingga menyebabkan kematian tanaman.
Virus juga banyak menyebabkan penyakit pada manusia. Umumnya virus yang menyerang hewan bisa juga menyebabkan penyakit pada manusia. Berikut adalah contoh-contoh virus yang menyebabkan penyakit pada manusia.
infeksi virus Virus : Ciri dan Peranan (2)
- See more at: http://biologimediacentre.com/virus-ciri-dan-peranan-2/#sthash.MlaS0OXL.dpuf